MASJID AL-MUSABBIHIN

MASJID AL-MUSABBIHIN
Sumber Dakwah dan Informasi DKM AL-MUSABBIHIN PERUM KOMPAS INDAH TAMBUN
Latest Post

5 Rahasia Shalat Maktubah

Written By Unknown on Sabtu, 29 September 2012 | 9/29/2012

Shalat adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim. Shalat menjadi tolak ukur kesalehan seseorang. Bahkan shalat merupakan amal kunci bagi segala amal lainnya. Meski demikian jarang sekali orang mengerti bahwa masing-masing waktu shalat yang lima itu mengandung hikmah dan memiliki sejarah masing-masing.Shalat Subuh adalah shalat pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Adam As. Dua rakaat Subuh dijalankan oleh Nabi Adam di bumi setelah diturunkan dari surga. Waktu itu pertama kalinya Nabi Adam melihat kegelapan. Begitu gelapnya sehingga ia merasakan ketakutan yang amat sangat. Namun kemudian kegelapan itu secara lamban mulai sirna mengusir rasa takut, dan perlahan terbitlah terang. Itulah pergantian waktu malam menuju pagi. Oleh karenanya, dua rakaat Subuh dilaksanakan sebagai rasa syukur atas sirnanya kegelapan pengharapan atas datangnya kecerahan.

Nabi Ibrahim As adalah orang pertama yang melaksanakan shalat Dhuhur. Empat rakaat dhuhur dilaksanakan, ketika Allah menggantikan Ismail yang rencananya disembelih sebagai kurban dengan seekor domba. Ini terjadi tatkala siang, tatkala matahari bergeser sedikit dari titik tengahnya. Empat rekaat itu menunjukkan beberapa perasaan Nabi Ibrahim. Satu raka’at adalah penanda kesyukuran atas digantikannya Ismail. Satu reka’at karena kegembiraan, satu raka’at untuk mencari keridhaan Allah dan satu raka’at lagi sebagai rasa syukur atas domba pemberian Allah swt.

Kemudian riwayat shalat Ashar berhubungan erat dengan Nabi Yunus As. ketika diselamatkan oleh Allah dari perut ikan Hut. Hut adalah nama ikan yang menelan nabi Yunus mengarungi lautan. Dikisahkan bahwa bentuk ikan hut hampir menyerupai burung, namun tanpa sayap. Ketika di dalam perut hut itu Nabi Yunus As merasakan empat macam kegelapan, gelap karena kekhawatiran hasya, gelap di dalam air, gelap malam dan gelap di dalam perut ikan. Demikianlah Nabi Yunus As keluar ketika matahari mulai condong kebarat dan shalatlah beliau empat rekaat sebagai penanda tebebas dari empat macam kegelapan itu.

Sedangkan tiga rakaat shalat Maghrib mempunyai sejarahnya sendiri yang tiak bisa dilepaskan dari nabi Isa As. ketika berhasil keluar dari kaumnya di penghujung senja. Tiga rakaat sangat bermakna bagi Nabi Isa As. Satu rakaat menandai perjuangan beliau menegakkan tauhid dan menafikan semua bentuk sesembahan keculai Allah. Satu raka’at untuk menafikan hinaan dan tuduhan kaumnya atas ibundanya yang melahirkannya tanpa ayah. Dan ini sekaligus menunjukkan betapa ketuhanan itu hanya milik Allah semata yang Maha Kuasa, inilah makna satu rekaat yang terakhir.

Dihilangkannya empat kesedihan yang menimpa Nabi Musa As. oleh Allah swt ketika meninggalkan kota Madyan menjadi sejarah ditetapkannya shalat Isya empat rekaat. Tercatat empat kesedihan itu berhubungan dengan istrinya, saudaranya yang bernama Harun, anak-anaknya, dan kesedihan karena kekuasaan Fir’aun. Dan ketika semua kesedihan itu diangkat oleh Allah swt di waktu malam, Nabi Musapun melaksanakan shalat empat rakaat sebagai rasa syukur atas segalanya.

Demikianlah semua hikmah yang melatar belakangi lima shalat fardhu yang diwajibkan kepada semua orang muslim hingga kini sesuai dengan tuntunan syaria

Sumber : posting NU

Kedasyatan Siksaan didalam Kubur

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa' bin Aazib r.a. berkata: "Kami bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: "Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.". Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali." Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:

"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikulmaut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatasbumi, lalu dibawa naik, maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan didalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya." Maka kembalilah roh kejasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Agamaku Islam" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya" Maka terdengar suara: "Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, supaya ia mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata."  Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: "Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Saya amalmu yang baik." Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku."
Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikulmaut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata: "Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah." Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya.

Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: "Laa tufattahu lahum abwabus samaa'i, wala yad khuluunal jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath." (Yang Bermaksud) "Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum."

Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana ayat  "Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq." (Yang bermaksud) "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."
Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didlam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: ""Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Maka terdengar suara seruan dari langit: "Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: "Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu." Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku amalmu yang jelek." Lalu ia berkata: "Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat."

Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika sakaratulmaut  didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: "Ya ayyatuhannafsul muth ma'innatur ji'i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah." (Yang bermaksud) "Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah." Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa keilliyyin. Adapun orang kafir jika sakaratulmaut didatangi oelh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya: "Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksaNya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa kesijjin."

Alfaqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan dikubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari al-quran sukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat  itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."

Abu-Laits berkata: "Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menlazimi empat dan meninggalkan empat iaitu:
  • Menjaga sembahyang lima waktu
  • Banyak bersedekah
  • Banyak membaca al-quran
  • Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal'aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)
Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:
  • Dusta
  • Kianat
  • Adu-adu
  • Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu kerana kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.)
Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Innallahha ta'ala kariha lakum arba'a: Al'abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira'ati, warrafatsu fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang bermaksud) Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam sembahyang dan lahgu (tidak hirau), dalam bacaan quran dan berkata keji waktu puasa dan tertawa didalam kubur."
Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: "Kamu jangan tertipu kerana tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeza antara yang satu pada yang lain didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk kedalamnya."

Sufyan Atstsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun syurga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: "Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahawa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat."
Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih ngeri, hari dimana anak kecil segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang meneteki lupa terhadap bayinya dan wanita yang bunting menggugurkan kandungannya dan kau akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa Allah s.w.t. yang sangat ngeri dan dahsyat.
Ingatlah bahawa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan suram dalam, perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah s.w.t. disana. Maka kaum muslimin yang menangis. lalu ia berkata: "Dan disamping itu ada syurga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah s.w.t. melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam darunna'iem (Syurga yang serba kenikmatan).
Usaid bin Abdirrahman berkata: "Saya telah mendapat keterangan bahawa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: "Segerakan aku.", dan bila telah dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: "Aku kasih padamu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu." Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: "Kembalikan aku." dan bila diletakkan didalam lahadnya, bumi berkata: "Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu."
Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur: "Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?" Jawabnya: "Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang bermaksud)"Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya."
Abdul-Hamid bin Mahmud Almughuli berkata: "Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata: "Kami rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai didaerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahad, maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali lain tempat juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan dan kini kami bertanya kepadamu, bagaimanakah harus kami perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibn Abbas r.a.: "Itu dari amal perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur sajan demi Allah andaikan kamu galikan bumi ini semua niscaya akan kamu dapat ular didalamnya." Maka mereka kembali dan menguburkan mayat itu didalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika mereka kembali kedaerahnya mereka pergi kekeluarganya untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang dilakukan oelh suaminya? Jawab isterinya: "Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu."
Abul-Laits berkata: "Berita ini menunjukkan bahawa kianat itu salah satu sebab siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai kianat."
Ada keterangan bahawa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:
  • Hai anak Adam, anda berjalan diatas punggungku dan kembalimu didalam perutku.
  • Hai anak Adam, anda makan berbagai macam diatas punggungku dan anda akan dimakan ulat didalam perutku.
  • Hai anak Adam, anda tertawa diatas punggungku, dan akan menangis didalam perutku.
  • Hai anak Adam, anda bergembira diatas punggungku dan akan berduka didalam perutku.
  • Hai anak Adam, anda berbuat dosa diatas punggungku, maka akan tersiksa didalam perutku.
Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan dihujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa kekubur, kemudian setelah selesai menguburkan dan kembali pulang kerumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia minta bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali, dan sesudah digali kubur itu maka bertemulah dia akan kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: "Tolong aku ketepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka dibuka sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api, maka segera ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: "Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?" Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahawa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sembahyang dari waktunya, juga cuai dalam kesucian dan diwaktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba antara mereka, dan itulah sebabnya siksa kubur. Kerana itu siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba diantara tetangga dan orang lain) supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakier.
Alabarra' bin Aazib r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung  membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan khalimah yang teguh dimana hidup didunia dan diakhirat (yakni khalimah laa ilaha illallah, Muhammad Rasullullah).
Dan ketetapan itu terjadi dalam tiga masa iaitu:
  • Ketika melihat Malakulmaut
  • Ketika menghadapi pertanyaan Mungkar Nakier
  • Ketika menghadapi hisab dihari kiamat
Dan ketetapan ketika melihat Malaikulmaut dalam tiga hal iaitu:
  • Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah dalam tauhid sehingga keluar rohnya dalam Islam
  • Diberi selamat oleh Malaikat bahawa ia mendapat rahmat
  • Melihat tempatnya disyurga sehingga kubur menjadi salah satu kebun syurga.
Adapun ketetapan ketika hisab juga dalam tiga perkara iaitu:
  • Allah s.wt. memberinya ilham sehingga dapat menjawab segala pertanyaan dengan benar
  • Mudah dan ringan hisabnya
  • Diampunkan segala dosanya
Ada juga yang mengatakan bahawa ketetapan itu dalam empat masa iaitu:
  • Ketika mati
  • Didalam kubur sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa gentar atau takut
  • Ketika hisab
  • Ketika berjalan diatas sirat sehingga berjalan bagaikan kecepatan kilat
Jika ditanya tentang soal kubur bagaimanakah bentuknya, maka ulama telah membicarakannya dalam berbagai pendapat. Sebahagiannya berkata pertanyaan itu hanya kepada roh tanpa jasad dan disaat itu roh masuk kedalam jasad hanya sampai didada. Ada pendapat berkata bahawa rohnyanya diantara jasad dan kafan dan sebaiknya seorang mempercayai adanya pertanyaan dalam kubur tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya. Dan kita sendiri akan mengetahui bila sampai disana, maka bila ada orang menolak adanya soal Mungkar Nakier dalam kubur, maka penolakannya dari dua jalan iaitu:
  • Mereka berkata: "Ia tidak mungkin menurut perkiraan akal, sebab menyalahi kebiasaan tabiat alam."
  • atau mereka berkata: "Tidak ada dalil yang menguatkan."
Pendapat pertama bahawa ia tidak mungkin dalam akal kerana menyalahi kebiasaa tabiat alam. Pendapat ini bererti menidakkan kenabian dan mukjizat, sebab para Nabi itu semuanya dari manusia biasa dan tabiatnya mereka sama, tetapi mereka telah dapat bertemu dengan Malaikat dan menerima wahyu, bahkan laut telah terbelah untuk Nabi Musa a.s., demikian pula tongkatnya menjadi ular, semua kejadian itu menyalahi tabiat alam, maka orang yang menolak semua itu bererti keluar dari Islam. Jika ia berkata: "Tidak ada dalil.", maka hadis-hadis yang diterangkan sudah cukup untuk menjadi alasan bagi orang yang akan mahu terima.
Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa man a'rodho an dzikri fa inna lahu ma'i syatan dhanka wanah syuruhu yaumal qiyaamati a'ma. (Yang bermaksud) "Dan siapa yang mengabaikan peringatanKu (ajaranKu) maka ia akan merasakan kehidupan yang sukar (kehidupan sukar ini ketika menghadapi pertanyaan dalam kubur)."
Demikian pula ayat: "Yu tsabbitulladzina aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia wafil akhirati. (Yang bermaksud) "Allah akan menetapkan hati orang-orang mukmin dengan khalimah yang teguh didunia dan diakhirat."
Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu: Siapa Tuhammu, dan apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab: Allah tuhanku, dan agamaku Islam dan Nabiku Nabi Muhammad s.a.w. Lalu Malaikat itu berkata: Allah yang menetapkan kau dalam khalimah itu, tidurlah dengan tenang hati. Itulah ertinya Allah menetapkan mereka dalam khalimah hak. Adapun orang kafir zalim maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi petunjuk taufiq pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat: Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka jawab orang kafir atau munafiq: Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu, maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua yang dialam kecuali manusia dan jin. (Dan andaikan didengar oleh manusia pasti pingsan)
Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda kepada Umar r.a : "Bagaimanakah kau hai Umar jika didatangi oleh kedua Malikat yang akan mengujimu didalam kubur iaitu Mungkar Nakier hitam keduanya kebiru-biruan siung keduanya mengguriskan bumi, sedang rambut keudanya sampai ketanah dan suara keduanya bagaikan petir yang dahsyat, dan matanya bagaikan kilat yang menyambar?" Umar bertanya: "Ya Rasullullah, apakah ketika itu aku cukup sedar sebagaimana keadaanku sekarang ini?" Nabi Muhammad s.a.w menjawab: "Ya." Umar berkata: "jika sedemikian maka saya selesaikan keduanya dengan izin Allah s.w.t.. Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "sesungguhnya Umar seorang yang mendapat taufiq."
Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengari oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila dihantar kekubur, maka jika solih (baik) berkata: "Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang didepanku daripada kebaikan, nescaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: "Jangan keburu, andaikata kamu mengtahui apa yang didepan aku daripada bahaya, nescaya kamu tidak akan keburu. Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sembahyangnya: Tidak boleh datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur kerana takut dari saat yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa berjalan tegak kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya: Tidak boleh datang dari arahku, kerana ia pernah sedekah kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa lapar dan haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad s.a.w? Maka dijawab: Saya bersaksikan bahawa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. Semoga Allah memberi kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari siksa kubur kerana Nabi Muhammad s.a.w juga berlindung kepada Allah dari siksa kubur."
A'isyah r.a. berkata: "Saya dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga datang kepadaku seorang wanita Yyahudi, minta-minta dan sesudah saya beri ia berkata: "Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur. Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad s.a.w maka Nabi Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku bahawa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya seorang muslim berlindung kepada Allah s.w.t. dari siksa kubur, dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama ia masih hidup maka Allah s.w.t. telah memudahkan baginya segala amal soleh. Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat menyesal semata-mata, kerana itu seorang yang berakal harus berfikir dalam hal orang-orang yang telah mati, kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat ingin kalau dapat akan sembahyang dua rakaat, berzikir dengan tasbih, tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu mereka hairan pada orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan waktu dalam permainan dan kelalaian semata-mata. Saudaraku jagalah dan siap-siapkan harimu, sebab ia sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu mendapatkan atau mencari untung laba, sebab kini dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku, kerana itu rajin-rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin daripadanya, sebab akan tiba masa dagangan itu sangat berharga sebab pada saat itu ia berharga, maka kau tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon semoga Allah s.w.t. memberi taufiq untuk bersiap-siap menghadapi saat keperluan dan jangan sampai menjadikan kami dari golongan yang menyesal sehingga ingin kembali kedunia tetapi tidak diizinkan, juga semoga Allah s.w.t. memudahkan atas kami sakaratulmaut, dan kesukaran kubur, demikian pula pada semua kaum muslimin dan muslimat.
 Aamin ya Robbal aalamin. Engkau arhamurrahimin, wahasbunallahu wani'mal wakiel, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adhiem."

3 Amalan Yang Tidak Terputus Pahalanya

Assalamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh…

Mati adalah ujung dari perjalanan hidup kita, setiap orang akan merasakan yang namanya kematian. setelah itu kita akan dikubur seperti selayaknya umat manusia sebelumnya. tak ada teman, tak ada kawan maupun saudara, semuanya meninggalkan kita. hanya ada beberapa amalan yang akan setia menemani kita di alam kubur nanti.

Penulis akan mencoba menguraikan amalan-amalan apa saja yang akan menemani kita nanti:

ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุฃู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„ : ุฅุฐุง ู…ุงุช ุงุจู† ุขุฏู… ุงู†ู‚ุทุน ุนู…ู„ู‡ ุฅู„ุง ู…ู† ุซู„ุงุซ: ุตุฏู‚ุฉ ุฌุงุฑูŠุฉ ุฃูˆ ุนู„ู… ูŠู†ุชูุน ูŠู‡ ุฃูˆ ูˆู„ุฏ ุตุงู„ุญ ูŠุฏุนูˆ ู„ู‡

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu katanya,, Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.'' (HR Muslim).

Sesungguhnya kita diciptakan oleh Allah mempunyai matlamat yang tertentu yaitu agar kita sentiasa mengabdikan diri kepada Allah serta mentaatinya dengan melakukan perkara yang disuruh dan meninggalkan perkara yang dilarang.

Firman Allah Ta’ala dalam surah Adz –Dzaariyaat ayat 56 ,

ูˆู…ุง ุฎู„ู‚ุช ุงู„ุฌู† ูˆุงู„ุฅู†ุณ ุฅู„ุง ู„ูŠุนุจุฏูˆู†

Kira-kira maksudnya: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku.”

Allah telah menjanjikan pahala bagi mereka yang sentiasa beriman dan bertakwa kepadanya sebagai jaminan untuk mencium bau syurga dan juga memberikan dosa dan api neraka kepada mereka yang mengkufuri perintahnya. Segala amalan kita didunia akan terputus apabila kita kembali menghadap ilahi. Namun terdapat 3 amalan sahaja yang masih diterima Allah sebagai pahala kita di akhirat nanti meskipun kita sudah meninggalkan dunia fana ini. Amalan-amalan tersebut adalah:

1) Amal jariyah
2) Ilmu yang bermanfaat
3) Anak soleh yang mendoakan ibu bapanya.

Di sini jelas menunjukkan kepada kita betapa tingginya nilai rahmat dan kasih Allah terhadap hambanya, memberikan peluang untuk memperolehi pahala walaupun kita sudah berada di alam barzakh. Sekarang terserahlah kepada kita untuk mengambil peluang keemasan ini selagi hayat masih ada.

·         AMAL JARIYAH

Amal jariyyah menurut bahasa ialah perbuatan yang baik. Menurut istilah ulama syara’ amal jariyyah juga di sebut sebagai wakaf iaitu menahan sesuatu yang bolah dimanfaatkan bagi tujuan kemaslahatan serta kekal zatnya sebagai ( taqarrub) pendekatan diri terhadap Allah.
  
Firman Allah Ta’ala yang berbunyi :

ู„ู† ุชู†ุงู„ูˆุง ุงู„ุจุฑ ุญุชู‰ ุชู†ูู‚ูˆุง ู…ู…ุง ุชุญุจูˆู† ูˆู…ุง ุชู†ูู‚ูˆุง ู…ู† ุดูŠุก ูุฅู† ุงู„ู„ู‡ ุจู‡ ุนู„ูŠู…

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Surah Ali ‘Imran, ayat 92)

Amal jariyah merupakan amalan yang terpuji disisi Allah antaranya ialah membangun masjid atau sekolah, mewakafkan kitab-kitab bermanfaat kepada masjid dan lain-lain lagi. Perkara ini ada disebutkan dalam hadith, riwayat Ibn Majah bahawa Rasulullah SAW bersabda yang kira-kira bermaksud:
''Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus mengiringi seseorang ketika meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar menjadi orang shaleh, mewakafkan Al-Quran, masjid, membangun tempat penginapan bagi para musafir, membuat irigasi, dan bersedekah.'' (HR Ibn Majah).

Berikut disenaraikan antara fadilat-fadilat amal jariyyah berbentuk sedekah ialah :
·             Bersedekah merupakan jalan kepada pintu-pintu kebaikan dan menutup pintu-pintu  kejahatan.
·             Ikhlasnya bersedekah dapat meringankan kesusahan seseorang.
·             Harta orang yang bersedekah tidak akan berkurangan malah nilainya akan bertambah.
·             Dengan bersedekah, kita akan terhindar dari bala dan umur juga diberkati serta menjadi panjang.
·             Merahsiakan sedekah memadam kemurkaan Allah manakala sedekah secara terang-terangan pendinding api neraka.

Oleh itu, kita agar sentiasa melakukan amal jariyah dengan penuh keikhlasan karena sedekah bukan saja memberikan maslahat kepada masyarakat.Bahkan pahalanya akan sentiasa mengalir walaupun kita telah menghembuskan nafas terakhir. Maka tidak rugilah harta yang telah disedekahkan pada jalan Allah sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Baqarah, ayat 262 yang kira-kira bermaksud :
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan tidak menyakiti perasaan si penerima, mereka memperolehi pahala di sisi tuhan mereka. Tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
Dan sabda nabi yang berbunyi :

ู„ุง ุชุณุชุญูŠูˆุง ู…ู† ุฅุนุทุงุก ุงู„ู‚ู„ูŠู„ ูุฅู† ุงู„ุญุฑู…ุงู† ุฃู‚ู„ ู…ู†ู‡

"Jangan kamu malu dengan pemberian yang sedikit kerana tidak memberi langsung lebih sedikit daripadanya"

·         ILMU YANG BERMANFAAT.

Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda yang Maksudnya:

Barang siapa yang melalui jalan ke arah menuntut ilmu maka Allah mudahkan untuknya jalan ke syurga. (Hadith Riwayat Muslim)

Pepatah juga ada mengatakan:
Kerjakanlah amal ibadah seolah-olah kamu mati pada keesokan harinya dan tuntulah ilmu tu seolah kamu hidup seribu tahun lagi.

Menuntut ilmu adalah amat digalakkan tidak kiralah ilmu pengetahuan itu berbentuk keagamaan maupun saintifik atau ekonomi. Apapun ilmu bermanfaat yang telah kita pelajari sewajarnya kita aplikasikan dalam kehidupan seharian. Dan amat beruntung lagi jika ilmu sedemikian disebarkan dan diajarkan dengan meluasnya kepada orang ramai bersesuaian dengan sabda Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam :

ุจู„ุบูˆุง ุนู†ูŠ ูˆู„ูˆ ุกุงูŠุฉ

Yang kira-kira bermaksud : Sampaikanlah dariku walau satu ayat.

Diriwayatkan oleh al-Imam Ibnu Majah daripada Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

"Pelajarilah oleh kamu ilmu faraidh itu, kerana ia adalah sebahagian daripada agama dan ia adalah setengah daripada ilmu. Ia juga adalah ilmu yang pertama dicabut daripada umatku"

Kedua-dua hadith di atas menuntut kita agar sentiasa mengajarkan ilmu yang dipelajari kepada yang jahil dan memerlukan kerana kelebihan menuntut ilmu dan mengajarkannya itu amat luas di sisi masyarakat dan juga disisi maha pencipta, Allah Subhanahu Wata’ala.

Sesungguhnya mereka yang berilmu dan menyembunyikannya adalah termasuk daripada orang-orang yang rugi. Hidup mereka cuma setakat mendapat kepuasan diri sendiri dan pahalanya hanya setakat didunia sahaja. Begitu juga mereka yang luas ilmunya akan tetapi kurang mempunyai adab dalam menuntut ilmu seperti melawan guru bermegah-megah dan merasakan ilmu yang diperolehinya sudah cukup hebat, ilmu yang mereka perolehi hanyalah sia-sia dan tidak mendapat berkat dari yang Maha Esa. Oleh yang demikian, tuntutlah ilmu dengan penuh adab dan rasa rendah diri kerana sesungguhnya ilmu itu adalah milik Allah Subhanahu Wata’ala.

Firman Allah Subhanahu Wataala :

ู‚ุงู„ ูุฅู† ุงุชุจุนุชู†ู‰ ูู„ุง ุชุณุฃู„ู†ู‰ ุนู† ุดูŠุก ุญุชู‰ ุฃุญุฏุซ ู„ูƒ ู…ู†ู‡ ุฐูƒุฑุง

"Berkata Khidr (selaku guru), jika kamu ingin ikutiku maka jangan kamu bertanya apa-apa sehinggalah aku menceritakannya kepadamu." ( Al-Kahfi, ayat 70)

Ayat ini tidak bermaksud kita sebagai murid tidak boleh bertanya semasa waktu pembelajaran, namun adab yang dimaksudkan di sini hendaklah dengan cara meminta izin terlebih dahulu.
Hadith Riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi ada mengatakan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
"Sesiapa yang ditanya tentang ilmu lalu dia menyembunyikannya akan diikat mulutnya (meletakkan kekang di mulutnya seperti kuda) dengan kekang dari api neraka pada Hari Kiamat."
Berlainan dengan mereka yang ikhlas memberikan ilmu yang bermanfaat sebagai contoh pensyarah dan guru. Tidak terbatas hanya mengharapkan imbalan gaji yang diterima.Generasi ilmuan seperti ini perlulah mempunyai hati yang ikhlas demi mengharap redha dan berkat Allah dalam menjalani kehidupan. Dan ingatlah Allah Maha Mengetahui apa jua yang kita sembunyikan.
Di sebabkan nilai keikhlasan amalan seseorang dalam mengajarkan ilmu mereka inilah, Allah mengangkat darjat para ilmuan dikalangan para sahabat dan ulama dan menjanjikan pahala yang besar kepada kita baik semasa kita hidup ataupun telah meninggal dunia.

·         DOA ANAK YANG SOLEH.

Ibu bapa mempunyai amanah yang besar dalam mendidik anak-anak mereka. Jika baik tarbiyahnya maka solehlah anak tersebut namun jika sebaliknya, akan mendatangkan kerugian kepada diri mereka sendiri.
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, maksudnya:

"Setiap anak dilahirkan atas fitrah, maka kedua ibu bapanyalah yang meyahudikannya atau menasranikannya atau memajusikannya".

Anak merupakan amanah Allah yang amat bernilai kepada kita bagi mencorak dan melahirkan generasi yang bakal menerajui dunia yang penuh pancaroba. Didikan agama yang betul adalah amat dititik beratkan. Insyaallah anak yang soleh, baik budi pekerti dan agamanya bukan sahaja menjadi harapan bangsa dan masyarakat Islam malah kepentingannya kembali kepada orang tuanya itu sendiri. Dengan ini, tidak rugilah mereka yang mempunyai anak yang soleh dan solehah kerna mereka lah yang akan sentiasa mendoakan orang tuanya setelah mereka meninggal dunia dan berikutan ini bertambahlah pahala orang tua tersebut hanya kerana sebuah doa dari anaknya.

PENGAJARAN YANG DAPAT KITA AMBIL DARI HADITH DI ATAS :
·         Islam menggalakkan hambanya agar sentiasa bersifat ikhlas dalam melakukan amalan-amalan yang terpuji.
·         Galakan terhadap semua umat islam agar menggunakan kesempatan hidupnya dengan melakukan 3 perkara tadi iaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang soleh kerana pahala daripada melakukan amalan-amalan ini tidak akan putus sekalipun kita sudah tiada.
·         Seruan kepada kedua orang tua agar sentiasa menitikberatkan dalam mendidik anak-anak mereka dengan tarbiyah yang baik.
·         Amal jariyah seperti bersedekah mempunyai fadilat yang banyak sepertimana yang disebutkan didalam ayat-ayat al-quran dan hadith-hadith.
·         Ilmu yang berkat adalah bersumber dari keikhlasan, kecekalan hati dalam menimba ilmu pengetahuan disamping menjaga adab dan displin ketika belajar.


Semoga bermanfaat bagi kita semua
Dkutip dari berbagai sumber

Apa itu bid'ah ?

Written By Unknown on Rabu, 19 September 2012 | 9/19/2012

Assalammu 'alaikum wwb

Para pembaca yang dirahmati Allah SWT.
Pada masa modern ini banyak sekali dari golongan tertentu yang dengan mudah sekali untuk mengucapkan kata-kata Bid'ah. Supaya kita tidak salah dalam mentafsirkan arti "Bid'ah" apalagi sampai salah menuduh seseoarang telah melakukan berbuat Bid'ah. Berikut adalah artikel yang kita kutip dari salah satu modul di web tengkuzulkarnaen.net. semoga bermanfaat.

Bid’ah secara bahasa berasal dari kata bada’a yang artinya iftira-u syai-in min ghairi mitsaalin saabiqin: “membuat sesuatu tanpa contoh sebelumnya”. Allah membuat alam semesta ini secara bid’ah sesuai dengan Firman-Nya yang berbunyi : “badi’ussamawati wal ardh”, artinya:  “Allah menciptakan alam semesta ini secara bid’ah, yakni tanpa ada contoh sebelumnya”.
Imam ‘Izzudin bin Abdis Salam  dan Imam Suyuti mengatakan bid’ah itu terbagi 5 yaitu: bid’ah wajib, bid’ah sunat, bid’ah mubah, bid’ah makruh dan bid’ah haram.


Masuk dalam bid’ah yang wajib adalah mengkitabkan al qur’an dan menyempurnakan penulisannya dengan menambahi titik dan baris baris dalam penulisannya. Ini adalah suatu pekerjaan yang bid’ah, yang jelas tidak ada dilakukan di zaman rasul. Tapi ini hukumnya wajib, karena jika tidak dilakukan maka akan musnahlah al qur’an dan salah serta tersesatlah orang-orang dalam membacanya.

Bid’ah yang sunat seperti yang dibuat oleh Khalifah Umar yang melarang orang sholat tarawih tanpa berjama’ah di bawah komando seorang imam, Ubay bin Ka’ab setiap malam selama bulan Ramadhan. Padahal di zaman nabi, orang-orang melaksanakan sholat masing-masing, atau berserakan dalam jama’ah jama’ah kecil ketika bertarawih di masjid Nabawi. Kedua hal ini, yakni memerintahkan sholat di bawah satu imam, dan terus-menerus pula dilakukan dalam bulan Ramadhan, sudah disepakati oleh seluruh jama’ah para sahabat nabi sebagai amalan yang sunnah, bukan bid’ah. Dan, sampai hari ini sudah berjalan 14 abad amalan itu masih berlanjut di masjid Nabawi di Madinah serta di masjidil Haram di makkah, juga di seluruh dunia Islam.

Bid’ah mubah, contohnya membuat menara masjid, mihrab untuk imam dalam masjid, dan lain-lain yang sejenis. Bid’ah makruh, contohnya, menuliskan ayat-ayat al-Qur’an pada dinding-dinding masjid, dinding sekolah, atau rumah, secara permanen, sebab dapat merendahkan derajat ayat-ayat al Qur’an yang dituliskan itu. Bid’ah haram adalah melanggar ibadah yang telah qath’i (pasti) dalilnya, seperti menambah sholat subuh lebih dari dua rakaat, atau melakukan puasa Ramadhan di luar bulan Ramadhan, dan lain-lain.
Imam Syafi’i Rahimahullah dalam riwayat Imam Baihaqi menyatakan bahwa bid’ah itu terbagi dua, yaitu bid’ah hasanah (yang baik) dan bid’ah madzmumah(bid’ah tercela). ( Lihat Al Hawi lil Fatawi, Imam Suyuthi).

Imam Syathibi dalam kitab Al I’tishom mengatakan bahwa bid’ah itu hanya ada satu jenis saja, yakni semua bid’ah adalah sesat dan para pelakunya semua akan masuk neraka. Ada banyak juga kaum muslimin yang menjadi pengikut pendapat Imam ini. Sayangnya, terkadang mereka, para pengikutnya tidak istiqamah dalam menerapkan definisi bid’ah itu pada diri mereka sendiri. Mereka rajin menuduh amalan orang lain bid’ah, padahal di sisi lain, mereka sendiri secara terang-terangan membuat bid’ah juga tanpa takut neraka sedikitpun.
Contoh yang ingin saya kemukakan adalah amalan di Saudi Arabia, di mana para  penganut faham Imam Syathibi ini ternyata banyak melakukan bid’ah pula di sana. Antara lain dengan menukar Jumrah Aqabah, wustha dan ula di Mina, dari dulunya di zaman nabi berbentuk tiang, kini menjadi tiga buah dinding yang lebarnya lebih dari 10 meter. Dengan demikian, posisi melontar bagi jamaah haji sudah bergeser jauh dari posisi sebelumnya, yakni posisi yang ditentukan Rasulullah . Begitu juga dengan tempat Mabit jama’ah haji di Mina. Sekarang ini Mina sudah dikosongkan dalam radius 4 kilometer dan tidak boleh ada jama’ah haji yang membuat kemah serta melakukan mabit di daerah radius 4 kilometer ini. Sebagai gantinya, mereka menembus gunung dengan membuat terowongan, dan membuat tempat baru untuk Mabit jama’ah haji di seberang gunung itu. Tentu saja setelah terlebih dahulu mengganti nama tempat itu menjadi Mina Baru. Mina Baru ini kemudian ditetapkan sebagai tempat mabit jama’ah Asia Tenggara. Dan, sebagian jama’ah haji yang lain lagi terpaksa Mabit di Muzdalifah karena Mina’ telah digusur. Padahal telah masyhur diketahui bahwa Nabi mewajibkan seluruh jama’ah haji untuk mabit pada tiga hari Tasyriq itu. Dan, mabit itu kata Nabi, wajib pula dilakukan di Mina, dan bukan di tempat lain! 
Jika saja mereka konsisten dengan pendapat mereka selama ini, yang mengatakan bahwa setiap bid’ah adalah sesat, di mana para pengamalnya kelak akan masuk neraka. Lantas apakah perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan selama ini bukan bid’ah yang sesat? Kalau mereka katakan semua itu adalah  bid’ah yang baik, berarti mereka selama ini telah berbohong kepada umat dengan berteriak-teriak mengatakan bahwa semua bid’ah adalah  sesat belaka!
Semoga keterangan ini dapat membawa wacana yang jernih pada anda, sehingga dapat memilih pendapat mana yang lebih indah untuk diamalkan.
Wallahu A’lam Bishshowab.

Sumber : tengkuzulkarnain.net

Lokasi Masjid AL-MUSABBIHIN

Assalamu'alaikum wwb

Masjid AL-MUSABBIHIN adalah salah satu Masjid yang didirikan di Lingkungan RW08 Perumahan Kompas Indah Tambun selatan dengan kantor sekeratiat nya sebagai berikut:

DEWAN KEMAKMURAN MAJSID (DKM)
MASJID AL-MUSABBIHIN

Jalan Trembesi BLOK C21-22 PERUM. KOMPAS INDAH RW 08 Desa Mekarsari Tambun Selatan
Bekasi-Jawa barat

Telp : 88323235, 88324539

4 Rekomendasi Hasil Munas NU

Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) sudah menghasilkan beberapa rekomendasi. Rekomendasi-rekomendasi yang terkait dengan berbagai masalah bangsa ini juga sudah diberikan kepada Presiden SBY. Keempat rekomendasi yang ditetapkan pada Senin (17/9) tersebut antara lain;
A. Politik dan Persoalan Korupsi

Upaya-upaya penanggulangan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah sampai saat ini belum berjalan dengan baik, karena aparatur yang bertugas untuk itu yaitu kepolisian dan kejaksaan, tidak menunjukkan keseriusan. Ketidakseriusan ini hanya dapat diatasi oleh lembaga yang berada di atas keduanya, yaitu Presiden. Presiden juga harus bertindak tegas terhadap aparat pemerintahan di bawahnya yang terlibat korupsi.

Rekomendasi :

1. Presiden harus segera menggunakan kewenangannya secara penuh dan tanpa tebang pilih atas upaya-upaya penanggulangan korupsi dalam penyelenggaraan pemerintah, utamanya terkait dengan aparat pemerintahan yang terlibat korupsi.

2. Masyarakat agar berkontribusi aktif dalam upaya meruntuhkan budaya korupsi dengan memperkuat sanksi sosial terhadap koruptor, sehingga dapat menimbulkan efek jera dan juga efek pencegahan bagi tindakan korupsi berikutnya.

B.  Persoalan Pajak

Bahwa bagi umat Islam, pungutan yang wajib dibayar berdasarkan perintah langsung dari Al-Quran dan Hadits secara eksplisit adalah zakat. Sedangkan kewajiban membayar pajak hanya berdasarkan perintah yang tidak langsung (implicit) dalam konteks mematuhi penguasa (ulil ‘amri), Penguasa di dalam membelanjakan uang Negara yang diperoleh dari pajak berdasarkan kaidah fikih “tasharruful imam ‘alai ro’iyyah manuutun bil mashlahah al-raiyyah”, mesti mengacu pada tujuan kesejahteraan dan kemanusiaan warga Negara (terutama kaum fakir miskin).

Ketika ternyata bahwa uang negara yang berasal dari pajak tidak dikelola dengan baik atau tidak dibelanjakan sebagaimana mestinya bahkan terbukti banyak dikorupsi, maka muncul pertanyaan: apakah kewajiban membayar pajak oleh warga negara itu masih punya landasan hukum keagamaan yang kuat? Artinya masihkah menjadi wajib membayar pajak tersebut?

Rekomendasi :

1. Pemerintah harus lebih transparan dan bertanggungjawab terkait dengan penerimaan dan pengalokasian uang pajak, serta memastikan tidak ada kebocoran;

2. Pemerintah harus megutamakan kemashlahatan warga negara terutama fakir miskin dalam penggunaan pajak;

3. PBNU perlu mengkaji dan mempertimbangkan mengenai kemungkinan hilangnya kewajiban warga negara membayar pajak ketika pemerintah tidak dapat melaksanakan rekomendasi kedua poin di atas.

C.  International : Innocence of  Muslims

Akhir-akhir ini dengan alasan kebebasan berekspresi, muncul beberapa karya dalam media massa yang dirasakan melecehkan dan menodai simbol-simbol agama Islam. Sebagai reaksi terhadap hal itu, banyak dilakukan tindakan yang tidak terkendali dan merusak. Misalnya film The Innocence of Muslims, kartun Nabi Muhammad, dan novel The Satanic Verses. Hal semacam juga terjadi terhadap agama lain.

Rekomendasi

1. Lembaga-lembaga internasional seperti PBB dan OKI membuat Konvensi yang mewajibkan semua orang untuk tidak melakukan tindakan yang melecehkan dan atau menodai simbol-simbol yang dihormati agama.

2. Umat Islam agar tidak mudah diprovokasi untuk melakukan tindakan yang tidak terkendali dan destruktif oleh segala bentuk serangan seperti yang dilakukan pembuat film Innocent of  Muslims.

D. Pendidikan : Nilai-nilai Kepesentrenan dalam Kurikulum Pendidikan Karakter

Selama ini salah satu kelebihan yang dikenal dari nilai-nilai pendidikan pesantren adalah kemandirian peserta didik dalam menghadapi kehidupannya. Di sisi yang lain, sistem pendidikan pesantren juga terkenal dengan pendidikan karakter lewat keteladanan yang diberikan oleh kyai dan para guru kepada santri-santrinya. Di pesantren para santri juga dibiasakan hidup sederhana, mencukupkan diri, dengan sedikit bekal untuk belajar, jauh dari berkelebihan.

Rekomendasi

1. Merekomendasikan kepada pemerintah untuk meninjau ulang pendidikan karakter yang masih lemah dan belum menjadi kesadaran atau internalisasi nilai-nilai, serta belum berorientasi ke masa depan (mutu dan kepribadian unggul) bagi peserta didik, sehingga pendidikan karakter tidak bisa diaplikasikan dengan maksimal.

2. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan juga menanamkan kepada peserta didik karakter yang mulia, baik terkait hubungan dengan manusia (hablu minannas), dengan Allah (hablu minailah), dan dengan alam (hablum minal ‘alam).

3. Nilai-nilai kepesantrenan (kemandirian, keikhlasan, ketawadhu’an, dan hidup sederhana) itu sangat sesuai dengan semangat pasal 31 ayat (3) UUD 1945 tentang pendidikan yaitu iman, taqwa, dan akhlak mulia, oleh karena itu nilai-nilai tersebut dijadikan sebagai bagian pendidikan karakter dari sistem pendidikan nasional.

4. Pemerintah berkewajiban untuk melindungi para pendidik dalam menyelenggarakan pendidikan dan menjamin pendidik bisa berperan aktif untuk menjalankan pendidikan karakter.

5. Merekomendasikan kepada pemerintah untuk menyempurnakan sistem ujian nasional (UN) agar dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini menghambat tercapainya standar kualitas pendidikan nasional yang diharapkan seperti pelanggaran dan kecurangan.

6. PBNU harus mendorong berkembangnya peraturan-peraturan daerah yang mempertimbangkan tradisi-tradisi lokal keagamaan agar menjadi spirit pendidikan.  

Sumber : Sudah di publikasikan di Blog NU online
 
Contact Support: Twitter | Facebook
Copyright © 2012. AL-MUSABBIHIN - All Rights Reserved
Published by TakadaTapiono Creative