MASJID AL-MUSABBIHIN

MASJID AL-MUSABBIHIN
Sumber Dakwah dan Informasi DKM AL-MUSABBIHIN PERUM KOMPAS INDAH TAMBUN
Latest Post

9 KOMANDAN PERANG NU

Written By Rudi Yanto on Rabu, 27 Desember 2017 | 12/27/2017

9 KOMANDAN PERANG NU

Disadur  dari: https://www.facebook.com/HIZBUT.TAHLIL.NU

Kontribusi Nahdlatul Ulama dalam membebaskan bumi pertiwi dari penjajahan, tidak dapat ditanggalkan begitu saja dari alur sejarah kemerdekaan Indonesia. Hizbullah menjadi salah satu motor penggerak para pejuang kala itu. Dari pergolakan perjuangan inilah muncul nama-nama besar para komandan perang NU yang patut kita teladani bersama.




1. KH. ZAINUL ARIFIN

Postur tubuhnya yang tegap, gagah dan berparas tampan menguatkan profil dirinya sebagai seorang pejuang sejati. Pria kelahiran Barus, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada tahun 1909 ini memang identik dengan Hizbullah. Tampuk kepemimpinan organisasi ini juga pernah dijabatnya sejak awal Januari 1945. Sebagai seorang komandan dirinya selalu memberikan contoh yang baik kepada para bawahannya.

Geliat perjuangannya memang tidak terekam jelas dalam sejarah. Namun, dengan diangkatnya Kiai Zainul sebagai Komandan Hizbullah menandakan dirinya berperan besar dalam pergulatan perjuangan NU melawan penjajah. Pria yang masih keturunan dari Raja Barus (Sutan Ramali Pohan bin Sutan Sahi Alain) ini juga telah banyak terkontribusi baik bagi NU maupun negara. Jabatan sebagai Wakil Perdana Menteri dalam Kabinet Kerja III (1962-1963) menjadi satu komitmen khusus kesetiaannya kepada negara. Di akhir hayatnya (2 Maret 1963) ia tercatat sebagai Pahlawan Nasional dan penyandang penghargaan Mahaputera dari pemerintah.

2. KH. MASJKUR

Lahir di Singosari, Malang, 1315 H/30 Desember 1900 M. Masa mudanya banyak ia habiskan untuk merantau dari pesantren ke pesantren. Pengembaraannya dimulai dari Pesantren Bungkuk di Singosari, berlanjut ke Pondok Sono, Siwalanpanji, Tebuireng hingga berguru kepada Syaikhona Cholil Bangkalan.

Di masa-masa perjuangan revolusi pembebasan atas penjajahan, Kiai Masjkur aktif turut berjuang sebagai seorang pejuang. Tak ayal jabatan sebagai Ketua Markas Tertinggi Sabilillah (1945-1947) diamanahkan kepada dirinya. Dan di masa Mr. Amir Syarifuddin ia ditunjuk secara resmi untuk menjadi anggota Badan Pembela Pertahanan Negara.

Banyak perjuangan lain yang ia tunjukkan demi mengabdi pada negara. Bahkan dirinya juga tercatat pernah menjabat sebagai seorang Menteri Agama hingga 4 kabinet. Pada 19 Desember 1992 dirinya harus berpulang ke Rahmatullah. Dan di waktu pemakaman itulah dirinya mendapat penghormatan secara militer, berkat jasa-jasanya yang besar terhadap negara.

3. KH. MUNASIR ALI

Dilahirkan di daerah Modopuro, Mojasari, Mojokerto pada 2 Maret 1919 dari seorang ayah bernama H. Ali yang merupakan seorang kepala desa yang dihormati di daerahnya. Selama perang kemerdekaan meletus Kiai Munasir aktif sebagai seorang pejuang dan berkarir di dunia kemiliteran.

Karirnya dimulai dengan mengikuti latihan kemiliteran prajurit Jepang dengan masuk sebagai anggota penerangan Heiho. Aktif sebagai pasukan Hizbullah dengan menjadi Komandan Batalyon Condromowo dan turut andil dalam mendirikan Hizbullah Cabang Mojokerto. Dan ketika Hizbullah melebur ke dalam barisan TNI, Kiai Munasir juga terdaftar sebagai anggota aktif, hingga dirinya diangkat menjadi Komandan Batalyon 39 TNI AD.

Di akhir hayatnya pada 1 Januari 2002 pelbagai penghargaan pernah diberikan kepadanya mulai dari Satya Lentjana peristiwa Perang Kemerdekaan I dan II, Bintang Gerilya dan lain sebagainya.

4. KH. SULLAM SYAMSUN

Dia adalah satu-satunya penyandang pangkat tertinggi kemiliteran dari para tokoh NU yang pernah aktif di sana. KH. Sullam Syamsun begitulah nama lengkapnya dilahirkan di Malang 29 April 1922.

Pada masa karir keaktifannya di dunia kemiliteran pelbagai jabatan telah ia rengkuh mulai dari Komandan Kompi I merangkap Wakil Batalyon I Brigade IV Brawijaya, Komandan Keamanan Malang Kota, Komandan Batalyon 523, 514, Pa Teritorium V/Brawijaya dan pada tahun 1977 pensiun penuh dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal TNI.

5. KH. ISKANDAR SULAIMAN

Terlahir dari nasab keturunan bangsawan yang kaya raya. Iskandar Sulaiman tak menampakkan sedikitpun raut kepongahan. Justru ia dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan.

Selepas perjalanannya menimba ilmu di Pesantren Tebuireng, dengan kekayaannya digunakannya untuk memakmurkan masyarakat sekitar sekaligus memperkenalkan NU kepada masyarakat. Beberapa unit pendidikan seperti madrasah dan kegiatan penunjang lain turut didirikannya.

Namun, karirnya tidak hanya berhenti sebagai seorang pengajar saja. Di masa menjelang dan setelah masa kemerdekaan ia aktif di dunia kemiliteran. Semangat nasionalisme selalu terpancar dari sosoknya. Perjuangan itu terus ia lakukan hingga pangkat terakhir yang pernah ia raih sebagai seorang kolonel.

6. KH. HASYIM LATIEF

Dilahirkan di daerah Sumobito, Jombang pada 17 Mei 1928. Nama lengkapnya ialah Hasyim Latief, ia dikenal sebagai seorang tokoh Hizbullah. Awal karirnya di Hizbullah ia mulai di kala ia berstatus sebagai peserta pada pelatihan opsir Hizbullah di Cibarusa, Bogor (1945) Se-Jawa dan Madura.

Di saat Hizbullah Jombang didirikan, Kiai Hasyim Latief lansung menjabat sebagai seorang komandan latihan. Dan ketika kisaran tahun 1947 terjadi peleburan antara TNI dengan Hizbullah, ia masuk ke dalam resimen 293 dengan komandan Letkol KH. A. Wahib Wehab. Pangkat terakhimya yang ia panggul adalah Komandan Kompi I Yon Munasir. Sayang, perjuangannya harus terhenti pada Mei 2005, pada usia 77 tahun dirinya dipanggil Sang Khalik.

7. KH. ZAINAL MUSTOFA

Nama kecilnya adalah Hudaeni. Lahir dari keluarga petani berkecukupan, putra pasangan Nawapi dan Nyonya Ratmah, di kampung Bageur, Desa Cimerah, Kecamatan Singaparna. Dikenal sebagai salah satu tokoh NU yang memiliki banyak pengikut (baik dari kalangan santri dan masyarakat) sekaligus getol dalam menyemangatkan gerakan perlawanan terhadap penjajahan.

Ia selalu menyerang kebijakan politik kolonial Belanda yang kerap disampaikannya dalam ceramah dan khutbah-khutbahnya. Di masa penjajahan Jepang dirinya juga mengatur strategi perlawanan terhadap Jepang. Dengan semangat jihad membela kebenaran agama dan memperjuangkan bangsa, KH. Zaenal Mustafa merencanakan akan mengadakan perlawanan terhadap Jepang pada tanggal 25 Pebruari 1944 (1 Maulud 1363 H).

Ia juga turut serta mengomandoi perlawanan terhadap Jepang di Sukamanah Tasikmalaya. Namun sayang perjuangannya harus berakhir di balik jeruji besi. Pesantren yang didirikannya harus ditutup oleh Jepang. Dan atas jasa-jasa itulah kini KH. Zainal Mustofa diangkat sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972.

8. H. ABDUL MANAN WIJAYA

Namanya cukup melegenda di wilayah Kotatif Batu. Itu karena namanya telah dijadikan sebagai nama jalan, tepatnya Jl. Manan Wijaya, yang membentang di sepanjang daerah Pujon. Nama aslinya Rumpoko, lahir di Pujon pada 1910. Ayahnya seorang mandor jalan. Manan Wijaya adalah alumni Pesantren Tebuireng Jombang.

Ketika PETA dibentuk, ia langsung bergabung dengan kesatuan militer Jepang tersebut meski sebagai tentara aktif, namun sosok santri selalu tampak. Ia juga rutin berlangganan Suara NU dan Suara Ansor dari Surabaya.

Setelah menjadi pembicara dalam rapat akbar di Tebuireng (1967) dan menyebut “Hamid Roesdi itu Ketua Ansor” ia diMabeskan hingga pensiun.
Pensiun dengan pangkat terakhir Brigjen. Jenazah dimakamkan di Desa Sisir Kecamatan Batu, atas permintaan sendiri, karena tidak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

9. HAMID ROESDI

Nama Hamid Roesdi telah menjadi legenda pahlawan masyarakat Kota Malang, sama halnya nama Bung Tomo untuk masyarakat Surabaya. Bahkan nama Hamid Roesdi tidak hanya dijadikan sebagai nama jalan di pusat kota, tapi juga nama terminal di Kedungkandang. Patungnya juga dapat dilihat di Malang.

Lahir di Sumbermanjing Kulon (Pagak) Malang Selatan pada 1917. Ia putera ke empat H. Umar Roesdi.

Di masa penjajahan Jepang ia masuk pendidikan perwira Bo Ei Gyugun Kanku Kyokutai di Bogor, kemudian menjadi Cudancho PETA di Malang Syu Dai I Daidan (Dai I Cudan) yang berkedudukan di Glagah Aren Sumbermanjing.

Awal 1947 diangkat sebagai komandan Resimen Infantri 38 Divisi VII Untung Suropati dan sebagai Komandan Pertahanan Daerah Malang berkedudukan di Pandaan Pasuruan. Pada waktu penumpasan PKI Muso (Madiun Affair) ia menjabat Komandan Komando Penumpasan PKI Muso di daerah Malang Selatan (Turen-Donomulyo).

Menghadapi Clash II Belanda menjabat Komandan Sub Wherkreise I dan memimpin gerilya di daerah pendudukan Malang Timur dengan pangkat mayor. Pada 8 Maret 1949 ia gugur bersama pasukannya di daerah Wonokoyo, Kedungkandang pukul 03.00 dinihari.

Dikutip dari Majalah AULA Edisi November 2012 hal. 58-59

Klik link asal di sini:

http://www.kangluqman.com/2013/03/sembilan-komandan-peran-nu.html

Maulid Nabi Muhammad SAW, 16 Dec 2017

Written By Rudi Yanto on Senin, 18 Desember 2017 | 12/18/2017

Maulid Nabi Muhammad SAW, 17 Dec 2017

Alhamdulillah , pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 16 Dec 2017, berlangsung meriah walaupun  berjalan dengan kesederhanaan, seluruh jama'ah antusias dan khusyu' mengikuti rangkaian acara yang ada. Dimana acara dimulai dari Pembacaan Istighosah oleh Al Ustazd Firmansyah LC.MA, lalu disambung Pembacaan Maulid Al-Barzanji oleh Rudi Yanto, dan Tausiah di sampaikan oleh Ustazd Munib LC.





Semoga  Acara ini akan selalu ada dan lestari hingga generasi yang akan datang.
Shollu Ala Muhammad.



Maulid di bangladesh Oleh Dr KH Ali M Abdillah MA

Written By Rudi Yanto on Kamis, 07 Desember 2017 | 12/07/2017


 Maulid di bangladesh
 Oleh Dr KH Ali M Abdillah MA         

Point2 pidato saya berbahasa arab yg disampaikan pada acara Miladun Nabi Muhammad SAW sbb.


1. Perhelatan akbar Maulid Nabi SAW yg diselenggarakan oleh Shaykh Sayyid Saifudin Ahmad al-Hasani al-Husaini yg dihadiri ratusan ribu umat Islam di Dhaka Bangladesh merupakan bagian dari tradisi Islam Ahlus sunnah wal jamaah sbg ekpresi kecintaan kpd Baginda Nabi Muhammad SAW. Pengikut Aswaja yg tersebar di seluruh dunia mulai dari Mesir, Beirut, Tunisia, Jordania, Emirat Arab, Marokko, Eropa, Amerika, China, Rusia, Malaysia, Thailand, Brunei hingga Indonesia. Mereka secara rutin memperingati hari kelahiran Nabi Muhammmad SAW. Bahkan di Indonesia khususnya warga Nahdliyyin (NU) ada peringatan Maulid Nabi bersifat tahunan spt tiap tgl 1-12 Rabiul Awwal, mereka membaca al-Barjanji, al-Diba'l, Simtud Durar, ada pula bulanan seperti di Kanzus Shalawat tiap Jumat Kliwon yg dipimpin oleh Habib Luthfi bin Yahya, ada juga mingguan seperti di kampung2 dan pondok pesantren NU,  mereka secara rutin membaca maulid Nabi tiap malam jumat atau malam Senen.

2. Ratusan ribu umat Islam yg saat ini berkumpul bersama2 di acara Maulid Nabi ini, mereka datang dari kampung2 dan berbagai negara karena didasari Cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Karena Cinta jarak jauh bukan menjadi halangan, sekalipun terik panas matahari menyengat mereka di siang ini mereka tetap duduk rapi dan tidak beranjak sedikitpun dari tempat duduk karena di dalam hatinya sdh ada cinta kpd Bagi Muhammad SAW. Panas siang hari ini tidak sebanding panasnya saat di padang mahsyar. Siapakah yg bisa memberi syafaat saat umat manusia dlm kondisi penderitaaan di padang Mahsyar nanti ? Jawabnya,  yaitu Nabi Muhammad SAW. Semoga kita umat Islam yg di dalam hatinya sdh tertanam benih cinta kpd Baginda Nabi Muhammmad SAW nanti akan bersama Nabi di surga dan mendapatkan syafaatnya kelak di yaumil mahsyar.  Sesuai hadits Nabi yg bunyinya, "Barangsiapa mencintaiku niscaya dia akan bersamaku di surga."

3. Nabi Muhammad SAW mengajarkan Islam yg rahmatan lil-'alamin yaitu Islam yg cinta damai, penuh kasih sayang dan saling menghormati. Namun uyk bisa menyebarkan Islam yg cinta damai kuncinya hatinya harus damai terlebih dahulu, hati bisa damai jika keyakinannya kpd Allah kokoh, memiliki  cinta kasih terhadap sesama manusia dan  hatinya senantiasa dipenuhi zikir mengingat Allah. Dalam al-Quran dijelaskan, ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." Selain itu, supaya menjadi pribadi yang berakhlak mulai seperti Nabi Muhammad SAW harus belajar ilmu yg mengkaji diri yaitu ilmu tasawuf. Sebab di dalam diri manusia ada nafsu baik yg tercela maupun yg terpuji, maka utk mencapai kesucian jiwa harus melakukan tazkiyatun nafsi yaitu menyucikan jiwa dari nafsu tercela mjd nafsu terpuji.

4. Kita sebagai umat Islam dalam mencintai Allah perlu wasilah makanya diperintahkan oleh Allah utk mengikuti Nabi Muhammad SAW sesuai ayat, "Katakanlah wahai Muhammad, jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku maka Allah akan mencintaimu. Namun ketika Rasulullah SAW sdh wafat kita akan mengikuti siapa ? Yaitu mengikuti para ulama sebagaimana sabda Nabi, "Para ulama sebagai pewaris Nabi."  Zaman sekarang ini sdh bertebaran bermacam2 ulama, lalu siapa ulama yg layak kita ikuti ? Menurut Imam al-Ghazali yaitu ulama' akherat yg layak diikuti karena mereka memiliki khasyatullah (takut kpd Allah), orientasi dakwahnya semata2 mengharap ridha Allah dan didasari keikhlasan dlm membimbing umat. Mereka adalah pewaris Nabi,  bukan ulama su' yaitu ulama yg menjual agama demi kepentingan hawa nafsunya.

Dhaka, 3 Desember 2017

Muhasabah Kebangsaan : URGENSI MENJAGA DAN MENGAMALKAN PANCASILA



Muhasabah Kebangsaan
URGENSI MENJAGA DAN MENGAMALKAN PANCASILA
Al-Zastrouw

Dalam sejarah Islam ada peristiwa monumental terkait dengan komitmen dan konsistensi Nabi Muhammad (Islam) dalam menjaga dan mengamalkan suatu perjanjian. Sekalipun perjanjian tersebut merugikan Islam dan menguntungkan pihak lain.

Peristiwa tersebut adalah perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian yg dibuat antara Nabi Muhammad dengan kaum kafir quraisy ini terjadi pada tahun ke 6H, ketika Nabi beserta 1400an sahabat mau ke Makkah unt melaksanakan ibadah umrah.

Perjalanan Nabi beserta sahabat dihadang oleh kaum kafir Quraisy. Meski semua sahabat sudah siap tempur unt melawan kaum kafir Qurasy yg menghadang mereka, namun Nabi memilih jakan damai. Unt menghindari peperangan Nabi menanda tangani kesepakatan damai yg isinya sangat merugikan ummat Islam.

Salah satu isi perjanjian Hudaybiyah yg merugikan ummat Islam adalah: orang Makkah yg masuk Islam setelah perjanjian kemudian pindah ke Madinah harus dikembalikan ke Makkah. Sedangkan orang Islam yg berada di Madinah kemudian murtad dan pindah ke Makkah maka tdk boleh dikembalikan ke Madinah.

Ketika proses perjanjian sedang berlangsung ada seorang dari Makkah bernama Abu Jandal yg masuk Islam. Dia minta dibawa ke Madinah. Namun Nabi menolak krn proses perjanjian sedang berlangsung. Setelah perjanjian disepakati, Nabi konsisten mejalankan perjanjian tersebut dan mengembalikan Abu Jandal ke Makkah.

Abu Jandal kecewa atas keputusan Nabi karena dia harus memghadapi siksaan dan hinaan kalau harus kembali ke Makkah, termasuk siksaan dari orangtuanya sendiri, Suhail, yg menjadi duta dari kaum kafir Quraisy dalam perindingan tersebut.

Konsistensi dan komitmen Nabi dalam memegang perjanjian diuji lagi ketika ada seorang Makkah yg masuk Islam pasca perjanjian. Orang tersebut bernama Abu Basyir. Demi membela keyakinannya Abu Basyir bahkan membunuh seorang kafir Quraisy, kemudian dia lari ke Madinah unt meminta perlindungan pada Nabi.

Namun Nabi menolak dan memerintahkan Abu Basyir kembali ke Makkah. Abu Nasyir protes atas keputusan ini. Kemudian Nabi menasehati agar bersabar. Nabi juga menjelaskan pentingnya menjaga kesepakatan yg telah dibuat bersama dengan pihak lain. Bahkan ketika Abu Basyir ngotot minta perlindungan Nabi menyatakan: "seandainya ada yg membantumu, ini akan menjadi penyulut api peperangan"

Poin lain dari perjanjian Hudaibiyah yg merugikan ummat Islam adalah rombongan Nabi yg sudah siap melaksanakan umrah pada tahun itu harus balik ke Madinah dan boleh datang ke Makkah tahun depan untuk melaksanakan umrah tanpa membawa senjata atau dalam keadaan pedang dimasukkan dalam sangkur.

Akhlak Nabi yg konsisten dalam menjaga kesepakatan ini perlu dicontoh oleh ummat Islam Indonesia. Dalam konteks Indonesia, ummat Islam telah melalukan perjanjian luhur dengan ummat lain unt membangun kehidupan bersama secara damai. Perjanjian luhur itu tercermin dalam Pancasila sebagai dasar negara.

Dibandingkan dengan perjanjian Hudaibiyah, Pancasila jauh lebih menguntungkan ummat Islam Indonesia. Dalam Pancasila tak ada hambatan dan ancaman sedikitpun bagi Ummat Islam Indonesia untuk beribadah dan menjalankan syariat agamanya. Bahkan nilai-nilai dan ajaran Islam masuk dan menjiwai setiap sila dari Pancasila.

Ada beberapa sikap Nabi yg bisa diteladani dalam memegang perjanjian; pertama, Nabi lebih mengedepankan kemaslahatan dan mencegah terjadinya konflik dalam mengamalkan syariat Islam.

Melaksanakan umrah adalah salah satu upaya menjalankan syariat Islam, tapi hal itu tidak boleh dipaksakan jika bisa mendatangkan konflik dan pertumpahan darah.

Kedua, menjaga kesepakatan dengan pihak lain merupakan sikap yg harus dipegang teguh oleh ummat Islam sebagai wujud dari kemuliaan ajaran Islam, sekalipun harus mengorbankan sesama muslim. Sebagaimana sikap Nabi saat menolak permohonan perlindungan dari abu Jandal dan abu Basyir. Ini dilakukan Nabi demi kepetingan yg lebih besar yaitu menjaga marwah dan martabat ajaran Islam di hadapan pihak lain.

Bercermin dari peristiwa  perjanjian Hudaibiyah ini, maka akan sangat aneh jika ada ummat Islam Indonesia yang mencoba ngotot untuk menolak Pancasila dan ingin menggantinya dengan faham keislaman  yg sesuai dengan pemikiran mereka.

Urgensi mengamalkan Pancasila bagi ummat Islam Indonesia bukan karena semata mata tuntutan menjaga keutuhan bangsa dan negara, tetapi juga tuntutan agama untuk meneladani sikap dan akhlak kanjeng Nabi Muhammad.

Jika Nabi Muhammad berusaha keras unt konsisten melaksanakan perjajian yg sudah jelas merugikan ummat Islam dan menghambat pelaksanaan syariat, haruskan sekarang kita berkhianat terhadap perjanjian dengan menolak Pancasila yg telah menjadi kesepakatan kita bersama dan jelas-jelas tidak merugikan ummat Islam Indonesia?*

Undangan Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H di Masjid Al Musabbihin

Assalamualaikum wr.wb

DKM Al-MUSABBHIHIN, akan mengadakan Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H .
Insya Allah akan di adakan pada :

Hari /Tanggal : Sabtu/ 16 Desember 2017
Jam                 : 19.30 (ba'da sholat Isya Berjemaah)
Acara              : 1. Pembukaan dan Sambutan
                          2. Istighosah
                          3. Pembacaan Maulid Al Barzanji
                          4. Tausiah : Ustazd  Munib
                          5. Doa Penutup
                          6. Makan Malam Bersama

Mohon kehadirannya kepada kaum muslimin dan muslimat yang ada di sekitaran Kompas Indah , ayo kita ramaikan dan makmurkan masjid kita dan menumbuhkan ukhuwah Islamiyah antar Warga.


Wassalamualaikum wr.wb

PHBI DKM AL-MUSABBIHIN
 
Contact Support: Twitter | Facebook
Copyright © 2012. AL-MUSABBIHIN - All Rights Reserved
Published by TakadaTapiono Creative